Untuk mempertahankan budaya tersebut tidaklah muda, seluruh elemen di minta bersatu padu untuk mempertahankan dan melestarikan budaya asli nusantara itu.
Kalau lah tidak ada kepedulian kita sebagai pemilik budaya maka anak cucu tentu sudah pasti akan mengadopsi budaya eropa yang pastinya sudah tidak sejalan dengan irama agama kita sebagai seorang muslim.
Keprihatinan tersebut juga menjadi perhatian oleh dunia pendidikan kabupaten kampar, maka dari itu Melalui dinas pendidikan, dengan mengundang ketua LAM Riau Al Azhar dewan pendidikan Riau serta seluruh kepala sekolah tingkat SD dan SMP se kabupaten kampar di gedung guru selasa, 8/05/18.
Melaui Kegiatan sosialisasi budaya melayu Riau dengan mengangkat tema ""mengembalikan marwah kampar sebagai mata air peradaban melayu riau ""Kepala dinas Pendidikan Santoso secara resmi Membuka kegiatan tersebut.
Ketua panitia kegiatan sekaligus pimpinan yayasan gahara sehati Masrinur Shi menyampaikan bahwa budaya melayu di riau mulai terkikis oleh budaya luar, maka dari itu melalui dunia pendidikan dan buku muatan lokal yang kami terbitkan hendaknya menjadi pedoman untuk melestarikan kembali budaya melayu kepada anak cucu kita nantinya.
""Yayasan gahara sehati merupakan buku yang bergerak dibidang muatan lokal budaya melayu. Dan insyallah kampar sebagai tanah peradaban hendaknya menjadi mata air yang mengalir kan kebaikan sehingga budaya menjadi kita berakhlak mulia. ""kata masrinur
Sementara itu Kadis pendidikan Santoso dalam sambutan nya menyampaikan sebagai kabupaten yang mempunyai budaya yang sangat kental maka para pendidikan wajib menerapkan di sekolah sekolah bagaimana caranya anak didik mengenal budaya melayu Riau itu sendiri.
""Dulu arab melayu sekarang muatan lokal,maka kita sangat yakin dengan melalui arab melayu nanti kita akan merubah karakter anak bangsa yang memiliki akhlak moral dan pastinya itu menjadi tantangan besar bagi dunia pendidikan di kampar.**
Editor :