Ki Hadjar Dewantara lahir dari keluarga kaya Indonesia selama era kolonialisme Belanda, ia dikenal karena berani menentang kebijakan pendidikan pemerintah Hindia Belanda pada masa itu yang hanya memperbolehkan anak-anak kelahiran Belanda atau orang kaya yang bisa mengenyam bangku pendidikan. Kritik tajamnya terhadap kebijakan pemerintah kolonial menyebabkan ia diasingkan ke Belanda, dan ia kemudian mendirikan sebuah lembaga pendidikan bernama Taman Siswa dengan slogan Tut Wuri Handayani.
Demikianlah yang dikatakan bakal calon (balon) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) RI asal Provinsi Riau yang sekaligus putri bungsu anggota DPD RI, DR. Maimanah Umar, MA kepada wartawan sembari menceritakan sejarah dunia Pendidikan di Indonesia, diruangkerjanya, Rabu, 2 Mei 2018.
Misharti mengatakan untuk dunia pendidikan saat ini yang sangat dibutuhkan adalah pentingnya pendidikan karakter bagi siswa dan pembangunan karakter bagi guru.
"Dasar pendidikan karakter dimulai sejak usia dini, usia emas (golden age), usia ini terbukti sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya, ini dimulai dari keluarga yang merupakan lingkungan pertama bagi pertumbuhan karakter anak," ujar wanita kelahiran 1970 ini.
Namun bagi sebagian keluarga, ditambah Misharti, barangkali proses pendidikan karakter yang sistematis diatas sangat sulit, terutama bagi sebagian orang tua yang terjebak pada rutinitas yang padat. Karena itu, seyogyanya pendidikan karakter juga perlu diberikan saat anak-anak masuk dalam lingkungan sekolah,
Yang lebih penting lagi pendidikan karakter adalah pembangunan karakter guru. Guru sebagai ujung tombak character bulding mempunyai peranan penting. Karena gurulah yang terdepan dalam mengawal perubahan karakter bangsa ini di masa yang akan datang.
"Seorang guru juga harus mampu menjadi panutan masyarakat yang hidup berdampingan disekitarnya. Itulah pentingnya pendidikan karakter ini bagi kemajuan bangsa," tutup istri dari Ir Anda Wijaya Zain, M.Hum.(rls)
Editor :
.jpeg)
