Menurut Yusuf daeng organisasi ini adalah organisasi kemasyarakatan yang bergerak di bidang sosial budaya dan keagamaan. Organisasi ini berdiri secara nasional dulunya di pimpin oleh Purnawirawan Jendral Andi Ghalib yang berdiri di seluruh indonesia mantan Duta Besar RI di Indonesia. Organisasi ini merupakan pilar kerukunan keluarga Sulawesi Selatan, Bone adalah satu Kabupaten di Sulawesi Selatan yang banyak mencetak tokoh-tokoh nasional dan sejarah arupalakka merupakan penentang Belanda.
Menurut Yusuf Daeng yang merupakan mantan Ketua KKSS Riau 2 periode ingin membangkitkan semangat orang orang keturunan Bone khususnya dan orang orang Bugis Makasar pada umumnya bagaimana semangatnya orang orang Bone di tingkat nasional baik keberaniannya, kecerdasannya tercatat nama seperti Jendral M. Yusuf, mantan Menhangkam Pangab, KH ali afi, Jusuf Kalla Wapres RI, dan beberapa mantan menteri disemua era orde kepresidenan. Dan di luar Bone tercatat pula nama nama besar seperti BJ Habibie, Mantan presiden dan Wapres dan orang tercerdas di Asia Baharuddin Lopa dengan ketegasan dan kejujurannya, Syekh Yusuf melanglang buana ke Jazirah Arab dan Afrika Selatan sebagai ketokohan agamanya.
Dalam hal sastra tersebutlah "la Galigo Karya" sastra terpanjang didunia mengalahkan Mahabrata di India dan karya sastra tersebut sudah beberapa kali dipentaskan oleh orang orang Amerika dan Belanda di segala negara besar didunia dan di Asia hanya di Singapura karena memiliki auditorium berstandard International.
Menurut Yusuf Daeng pernah mengunjungi Laiden University Belanda di bawa ke gedung tentang arsip sejarah sejarah Bugis dan gedung itu ditulis besar dengan tulisan Bugis tepatnya berada ditepi sungai seperti inilah menurut Yusuf Daeng kita sebagai orang Riau keturunan Bone yang mayoritas di Riau ingin membangkitkan semangat orang orang Bone yang hari ini penduduk Inhil di huni oleh 23 persen keturunan Sulawesi Selatan dan 70 persen keturunan Bone dan mayoritas sudah keturunan ketiga dan keempat yang sudah lahir di Riau.
Secara eksistensi sebagai orang Riau berkiprah untuk Riau seperti sejarah sejarah yang diukir oleh orang Bugis di riau, seperti Daeng Celak dengan keturunan keturunannya Raja Ali Haji dan Raja Haji yang merupakan keturunan Bugis pahlawan Riau serta adik beradik Daeng menambung, Daeng Parani, Daeng Kamase serta tersebut nama Laksamana Raja di laut. Kesemua nama ini pernah memimpin semenanjung Melayu, Malaysia, Singapura, Riau Johor Lingga.
Organisasi ini secara budaya memberikan andil besar untuk menginformasikan seni dan budaya kepada generasi berikutnya karena makin lama pudar budaya itu karena faktor era moderenisasi. Misalnya saya Yusuf Daeng, istri saya keturunan Melayu Tapung dan Siak, menantu saya keturunan Cina dan Sunda, sudah pasti anak saya tidak lagi bisa berbahasa Bugis. Secara budaya saya lengketkan nama di ujungnya, Fadly Daeng, Siti Yulia Makkinnawa, Siti Sahnia Mamenasa, Siti Monalisa Maruddani dan cucu saya yang keturunan cina saya kasih nama Chaira Madeceng.
Hal ini gunanya ingin menunjukan identitas bahwa dia adalah keturunan berdarah Bugis. Secara kesukuan Bugis mengambil garis keturunan dari ayah (patrilineal) dan di Riau kosenstrasi masyarakat Bugis berada di Inhil bagian Selatan mulai dari Sungai Akar, Pengalihan, Teluk Kelasa, Kota Baru, Sungai Gergaji, Sanglar, Pebenaan, Pulai Kecil, Pulau Kijang, Sungai Undan, Benteng, Sungai Batang dan Kuala Enok. Kemudian di Inhil Utara daerah Bekawan sebahagian kecil Manda, concong, Guntung dan sebahagian nelayan nelayan di pesisir pantai.
Yusuf Daeng mengisahkan tentang Panglima Sulung merupakan benteng pertahannya yang terletak simpang Kuala Sungai Sempi benteng yang jarak rumah Yusuf Daeng lebih kurang 100m diseberang sungai yang juga turut sebagai penulis tentang kajian sejarah Panglima Sulung dan buku kedua yang ditulis "Bugis Semenanjung Melayu" dan hari ini kita lihat generasi generasi Bugis khususnya di Inhil baik sebagai pegawai negeri, pejabat, pengusaha serta petani. Tersebutlah Inhil penghasil kopra terbesar di Indonesia dan pernah tercatat sejarah penghasil beras terbesar di Indonesia. Khusunya di Inhil Selatan. Dan tujuan organisasi ini ingin membangun generasi pemuda-pemuda Riau keturunan Bugis untuk membangun Riau Cemerlang.(rls)
Editor :