KAMPAR — Akses jalan yang memprihatinkan dan fasilitas pendidikan yang jauh dari kata Layak, menjadi temuan kritis yang disoroti kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) saat menggelar.
Kegiatan Analisis Sosial (Ansos) yang dilaksanakan kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) di Dusun V Gunung Makmur, Desa Rantau Kasih, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, menemukan sejumlah fasilitas publik yang memprihatinkan, seperti akses jalan yang rusak dan fasilitas pendidikan yang jauh dari kata Layak.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, mulai hari Sabtu (8/11/2025) sampai Minggu (9/11/2025) ini, juga menemukan adanya kelalaian fasilitas kesehatan oleh pemerintah daerah dan pihak perusahaan sekitar. Terutama, para warga lansia (50 tahun ke atas) yang menderita riwayat Asam Urat dan Darah Tinggi, dilaporkan tidak tertangani dengan layak.
Kegiatan analisis sosial yang bertajuk REDUKSI (Riset, Edukasi, Diskusi, dan Dedikasi), di inisiasi oleh DPK GMNI Dwitunggal FISIP UNRI, yang diikuti oleh Rio Harahap, Sirajuddin Akmal, Masfiar, serta Muhammad Alfha Rizi Irawan. Pelaksanaan kegiatan ini juga berkolaborasi dengan DPK GMNI Universitas Hang Tuah Pekanbaru yang diwakili oleh Hendra Pangaribuan dan Sarinah Delfita Setiari, serta DPK GMNI STIKES Payung Negeri yang diwakili oleh Sarinah Mona Valentine, Sarinah Despa Nur Efrita Sari serta Sarinah Diniyah Aulia Putri.
Dalam analisis lapangan, terungkap bahwa warga, khususnya lansia, kesulitan mendapatkan layanan kesehatan rutin. Kondisi ini diperparah dengan letak Dusun V Gunung Makmur yang terisolir, membuat upaya menjangkau puskesmas atau rumah sakit menjadi kendala besar.
Dusun ini diketahui berada di dalam kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI) PT. RAPP.
Namun, kehadiran perusahaan tersebut dinilai tidak sejalan dengan kontribusi fasilitas dasar untuk masyarakat sekitar, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia yang membutuhkan screening dan pengobatan teratur untuk penyakit kronis seperti asam urat dan darah tinggi.
Keterisolasian dusun ini disebabkan oleh akses jalan utama yang sangat memprihatinkan. Jalan tersebut sejatinya diperuntukkan bagi mobil pengangkut kayu, bukan untuk akomodasi masyarakat.
Warga tidak punya pilihan selain mengandalkan jalanan HTI tersebut, sebab belum ada jalan aspal yang layak dari desa induk.
RW 2 Dusun V Gunung Makmur menyayangkan masyarakat tidak didukung oleh fasilitas memadai dari pemerintah. “Fasilitas berupa jalan saja sangat sulit dilewati. Masyarakat sering kali mengalami kecelakaan dikarenakan akomodasi yang sulit," ujarnya.
Di sektor pendidikan, kondisi Sekolah Dasar Negeri (SDN) 012 Rantau Kasih, yang merupakan satu-satunya sekolah di daerah ini, juga jauh dari kata layak. Bangunan sekolah berdiri diatas lahan hibah masyarakat.
Dengan para siswa yang belajar hanya beralaskan pasir atau cor semen hasil gotong royong dari warga. Bahkan, papan-papan dibangunan sekolah juga sudah mulai keropos dimakan rayap.
Kondisi inilah yang mendorong GMNI Komisariat FISIP Universitas Riau (UNRI) bersama DPK lainnya menggelar Ansos melalui program REDUKSI (Riset, Edukasi, Diskusi, dan Dedikasi).
Ketua Komisariat DPK GMNI Dwitunggal FISIP UNRI, Rio Harahap, menyampaikan bahwa kegiatan Ansos melalui program REDUKSI, bagian peran mahasiswa ditengah masyarakat dan menegaskan bahwa ini adalah perwujudan ideologi Marhaenisme.
“Kami ingin hadir bukan hanya sebagai mahasiswa yang belajar teori, tapi juga sebagai kader yang mengimplementasikan nilai-nilai Marhaenisme yang berpihak kepada rakyat kecil dan membangun kesadaran sosial di akar rumput,” ujar Rio Harahap.
Kader GMNI lainnya dari Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP UNRI, Sirajuddin Akmal, menyampaikan keprihatinan ini dan menjadi bukti minimnya perhatian pemerintah kepada masyarakat di kawasan yang dinilai cukup tertinggal ini.
“Temuan kami mengenai kelalaian fasilitas kesehatan dan pendidikan serta
infrastruktur jalan adalah bukti minimnya peranan pemerintah dan perusahaan dalam pemenuhan hak dasar masyarakat.
Kegiatan REDUKSI ini juga sangat terbantu dengan keterlibatan kawan-kawan dari kampus kesehatan (UHTP dan STIKES Payung Negeri) untuk memberikan screening yang seharusnya dilakukan oleh otoritas kesehatan setempat. Ini adalah tamparan keras bagi pemerintah dalam fungsi pelayanan publik”, ujar Sirajuddin.
Selama dua hari, kader GMNI tidak hanya melakukan analisis, tetapi juga memberikan dedikasi berupa pemeriksaan kesehatan gratis bagi masyarakat, termasuk fokus pada screening lansia, edukasi di SDN 012 Rantau Kasih , dan pembagian Al-Qur'an.
Kepala Dusun Makmur, Desa Rantau Kasih, Supri, menyatakan rasa terima kasih atas kehadiran mahasiswa, karena memberikan dampak positif sebagai perhatian generasi muda kepada masyarakat.
“Kami merasa terbantu dan bangga, karena anak-anak muda seperti GMNI mau turun langsung dan memperhatikan kondisi masyarakat di desa kami,” ucap Supri.
Melalui pengabdian ini, GMNI mendesak agar Pemerintah Kabupaten Kampar dan Pemerintah Provinsi Riau serta pihak perusahaan yang beroperasi di kawasan tersebut, segera bertanggung jawab penuh atas fasilitas dasar di Dusun V Gunung Makmur. Tuntutan ini fokus pada perbaikan infrastruktur jalan yang layak dan penyediaan layanan kesehatan rutin bagi masyarakat setempat.
GMNI berharap mahasiswa dapat semakin peka terhadap realitas sosial dan mampu menerjemahkan nilai-nilai ideologi dalam tindakan nyata yang membela kepentingan rakyat kecil.
Editor : Ank


