Kesal Karena Jalan Rusak, Warga Blokade Jalan

Kesal Karena Jalan Rusak, Warga Blokade Jalan


Kampar, homeriau.com - Tak kurang dari 200 orang warga dari beberapa desa yang merupakan pengguna jalan provinsi Riau melakukan aksi spontanitas dengan cara memblokir jalan berplat merah tersebut, tepatnya di Pendakian dekat jembatan Sungai Munjuk Besar desa Gunung Malelo, kecamatan Koto Kampar Hulu, kabupaten Kampar, provinsi Riau, Selasa pagi (30/4/2019).

Informasi yang didapat dilokasi, aksi spontanitas para pengguna jalan tersebut dipicu rusaknya jalan milik pemerintah provinsi yang dilewatinya rusak berat yang diduga akibat mobil truk bermuatan Pasir Batu (Sirtu) melebihi kapasitas muatan. 

"Kami para pengguna jalan yang tergabung dari beberapa desa yang ada di kecamatan Koto Kampar Hulu memang sengaja melakukan aksi spontanitas dengan cara memblokir jalan, dimana awalnya kami duduk - duduk dikedai kopi membahas jalan kita yang telah hancur sehingga kami para pengguna jalan langsung melakukan aksi blokir jalan tepatnya di Pendakian dekat jembatan sungai Munjuk Besar yang berada di desa Gunung Malelo agar mobil pengangkut Sirtu berhenti beroperasi karena kalau tidak kita buat aksi seperti ini orang pemerintah diatas tidak akan turun menyelesaikannya," ujar salah seorang pengunjuk rasa warga desa Sibiruang, Hefrizal menuturkan kepada awak media dilokasi unjuk rasa sedang yang sedang berlangsung.

Ucok- begitu disapa- menjelaskan, Aksi spontanitas ini kami lakukan awalnya hanya 2 desa, yakni desa Bandur Picak dan desa Sibiruang.

"Tetapi nanti ada desa tetangga juga turut menyusul seperti pengguna jalan dari desa Gunung Malelo, Tabing dan tidak menutup kemungkinan dari desa Tanjung juga akan turut serta turun kejalan dan saat ini kami blokade," beber Ucok.

Ucok juga mengungkapkan, pemblokiran jalan tersebut dilakukannya mengingat tidak diresponnya keluhan warga terkait hilir mudik truk angkutan quari yang marak di wilayahnya. 

"Kami melakukan aksi blokir jalan ini dengan alasan dari hati nurani kami yang paling dalam, karena kami tidak rela jalan yang ratusan tahun tidak pernah bagus tetapi setelah bagus dihancurkan lagi oleh oknum - oknum para mafia galian C dimana kami tidak tahu ada izinnya atau tidaknya dan kami tidak mempermasalahkan ada izin atau tidaknya tetapi yang kami permasalahankan adalah jalan ini milik bersama maka dari itu mari kita sama - sama memperhatikan serta menjaganya sebab belum tahu puluhan tahun kedepannya jalan provinsi ini akan diperbaiki oleh pemerintah," ungkapnya.

"Tuntutan kami dari para pengguna jalan adalah agar galian C yang ada di kecamatan Koto Kampar Hulu ini semuanya ditutup atau izinnya ditinjau kembali oleh pemerintah serta dinas terkait," sambungnya.

Pengunjuk ras juga berharap para pemangku kebijakan yang ada di Kabupaten Kampar untuk segera memperhatikan keluhan warga tersebut.

"Jangan karena adanya dugaan terima amplop setiap bulannya sementara masyarakatnya ditindas serta dianiaya dengan masalah jalan ini karena kami sudah cukup teraniaya akibat jalan rusak sekarang ini," kata Ucok dengan nada kesal.

Sementara itu Kepala Desa Gunung Malelo, Hidayat Mathri, S.Pd.I, saat diminta keterangan terkait aksi warga memblokir jalan di lokasi unjuk rasa yang sedang berlangsung sangat mendukung aksi tersebut. 

"Ini adalah langkah awal yang bagus dan mudah - mudahan aksi serupa akan lebih besar lagi dari pada ini karena kami dari pemerintah desa (Pemdes) Gunung Malelo bahwa senin kemarin Badan Lingkungan Hidup ( BLH) Kabupaten Kampar telah memberikan rekomendasi penutupan tetapi hingga ini hari tidak ditutup quari tersebut.

"Inilah langkah yang paling bagus dengan kita memblokir jalan supaya kuari ini berhenti beroperasi dan kalau orang dinas sudah banyak meninjau kesini tetapi hasilnya hingga sekarang belum ada penindakan," sebut Kades Gunung Malelo ini.

Ditempat yang sama Camat Koto Kampar Hulu, T. Said Hidayat, SSTP, Ketika diminta tanggapan oleh awak media terkait aksi blokir jalan tersebut mengatakan bahwa pada dasarnya kegiatan masyarakat memang dengan keprihatinan kondisi jalan yang semangkin rusak parah. Terkait perizinan perusahaan Galian C kata Said, pihaknya sampai saat ini belum mengeluarkan izin terbaru, dan aksi tersebut bukti kekesalan masyarakat yang pada puncaknya melakukan aksi.

"Aksi ini tidak ada masalah dan timbul masalah, kalau mereka melakukan aksi anarkis sebab apa yang mereka minta memang ini akan menjadi bahan pertimbangan dari pemerintah kabupaten Kampar karena kondisi kerusakan jalan ini sudah semakin parah dan bahkan bukan hanya satu titik saja tetapi kalau dihitung ada puluhan titik jalan yang telah rusak dari batas desa Sibiruang hingga sampai desa Gunung Bungsu, kecamatan XIII Koto Kampar," imbuhnya.

lebih lanjut Camat Koto Kampar Hulu ini mengatakan, pihaknya akan merespon keinginan masyarakat dan menjembatani permasalahan tersebut. 

"Kita akan berusaha menyelesaikan sesuai dengan keinginan masyarakat dengan kedua belah pihak, dan kalau keputusan kita tidak bisa putuskan sekarang tetapi yang jelas keinginan masyarakat kan ditutup sama halnya dengan keinginan kami pula dari pihak pemerintah kecamatan," ungkapnya.

"Kalau masyarakat mau tutup ya kita tutup dari pemerintah karena dasar dari masyarakat kondisi jalan sudah hancur dan pada intinya kita ikut kepada masyarakat serta kami akan berusaha mencari solusi yang terbaik sesuai keinginan masyarakat supaya masyarakat tidak melakukan aksi seperti ini lagi," pungkasnya.

Setelah dilakukan mediasi oleh Camat Koto Kampar Hulu, Kapolsek XIII Koto Kampar bersama para Kades se- kecamatan Koto Kampar Hulu dengan kedua belah pihak akhirnya surat pernyataan ditanda tangani.

Adapun hasil keputusan dari mediasi tersebut adalah seperti berikut :
Berdasarkan aspirasi dan permintaan masyarakat Koto Kampar Hulu yang melakukan aksi damai pada hari selasa tanggal 30 April 2019 di ruas jalanjalan provinsi Muara Takus -Sibiruang yang berada di Desa Gunung Malelo, kami Kepala Desa se - kecamatan Koto Kampar Hulu menyatakan sepakat dan setuju untuk menutup usaha galian C di wilayah desa kami, mengingat usaha galian C tersebut telah merusak jalan provinsi yang melintasi kecamatan Koto Kampar Hulu dan merusak lingkungan / ekosistem sungai.

Tampak hadir pada acara mediasi tersebut, Camat Koto Kampar Hulu, bersama Kasie Sos  Gusandri, SP, Kapolsek XIII Koto Kampar, AKP. Budy Rahmadi, SH, beserta beberapa orang personilnya, Kades Bandur Picak, Tamzil, kades Sibiruang, Rekwenedi bersama Sekdesnya, Kades Gunung Malelo, Hidayat Mathri, S.Pd,I dan kades Tanjung Sutomi.



Penulis : Hargono

Editor : HomeRiau