Ketakutan Disweeping, Warga Rantau Kasih Ngadu ke Ketua Komisi I

Ketakutan Disweeping, Warga Rantau Kasih Ngadu ke Ketua Komisi I

KAMPAR - Ketakutan melanda masyarakat desa Rantau Kasih Kecamatan Kampar Kiri Hilir kabupaten Kampar, sejak adanya bentrok dengan perusahaan NWR yang merupakan anak perusahaan dari PT Riau Andalan  Pulp and Paper (RAPP) beberapa waktu yang lalu. "Bahkan banyak para suami dan kaum pria yang lari meninggalkan kampung " jelas kepala desa Rantau Kasih Radison kepada ketua Komisi I DPRD Kampar M Ansar S.Ag di Teratak Buluh Ahad (21/2).

Wajah sedih dan prihatin ditunjukkan rombngan dari desa Rantau Kasih ini, yang selain kepala desa juga  terdiri dari Wakil Ketua BPD Dasmon, Ninik mamak Ajiasman Dt Sakoto, Mudo Irawan  Datuk  Penghulu Mudo, Ali Unar Dubalang Datuk Bijo.

Kepada ketua Fraksi PPP DPRD Kampar ini Radison menjelaskan, suasana ini muncul sejak adanya pertikaian yang berujung bentrok antar warga dengan pihak Perusahaan, namun sudah dilakukan perdamaian dan kesepakatan antara kedua belah pihak yang dituangkan dalam surat kesepakatan perdamaian bersama. Namun anehnya pihak kepolisian masih mengejar-ngejar warga.

 "Bahkan pihak keamanan malah melakukan sweeping dengan membawa pihak perusahaan, mendatangi kampung dan menunjuk orang satu persatu, tentu saja ini membuat warga ketakutan dan banyak para suami yang meninggalkan rumah mereka " ujarnya.

Kasus ini sendiri berawal dari adanya pemakaian lahan dan dianggap lahan perusahaan, dan berujung bentrok. Namun masyarakat dan perusahaan sudah bertemu, bahkan warga membuat surat permintaan maaf, dan juga sudah ada kesepakatan damai tidak akan membawa ke jalur hukum, namun tindakan sweeping kampung ini membuat warga tidak tenang dan dalam ketakutan, berimbas juga kepada kaum ibu dan anak anak.

"Kami mohon dicarikan solusi, agar warga bisa hidup tenang dan tidak ketakutan seperti ini, padahal kami hidup di kampung kami sendiri, namun juga dihantui ketakutan " ujarnya.

Menanggapi hal ini ketua Komisi I DPRD Kampar M Ansar mengatakan keprihatinannya, harusnya jika memang ada masalah bisa diselesaikan, bukannya dengan menakut-,nakuti warga. "Kalau warga sudah tidak tenang berada di rumah sendiri bagaimana mereka mau hidup lebih baik" ujarnya. 

Untuk itu Ansar menjanjikan akan membahas masalah ini di komisi I dan akan memanggil pihak perusahaan maupun pihak terkait lainnya untuk melakukan rapat dengar pendapat , mencarikan titik persoalan dan solusinya. "Menjelang itu kita harapkan semua pihak dapat menahan diri " ujarnya.

*** (rls/rta)

Editor : Ank