Mahasiswa Asal Kampar Ditahan di Mesir,

Mahasiswa Asal Kampar Ditahan di Mesir,

Bangkinang, Homeriau.com - Orang tua Fitra Nur Akbar bisa bernafas lega. Orang tua akhirnya bisa berkomunikasi dengan putra mereka di Kairo, Mesir. Fitra adalah mahasiswa Al Azhar asal Kampar yang ditahan kepolisian Mesir sejak 22 Nopember 2017 lalu.

Ia ditangkap bersama empat temannya dari apartemen mereka. Namun empat temannya sudah lebih dahulu dibebaskan. Sejak ditahan, orang tua Fitra kehilangan kontak. "Alhamdulillah, kita bisa komunikasi kemarin (Selasa)," ungkap ayah Fitra, Ali Akbar ketika dihubungi, Rabu (5/12) malam.

Ali sedang berada di Jakarta. Ia ‎didampingi Komisi I DPRD Kampar akan mendatangi Kantor Kedutaan Mesir, Kamis (7/12). Keluarga ingin memastikan kapan Fitra akan dilepaskan. Fitra berhasil dihubungi melalui KBRI di Mesir. Perbincangan seluler itu sedikit mengurangi kepanikan yang melanda keluarga. Terutama sang ibu. "Alhamdulillah, anak kita (Fitra) sehat," katanya.

Meski begitu, Fitra trauma karena penjemputan dan langsung ditahan itu. Fitra bahkan mengungkap keinginannya untuk berhenti kuliah di Mesir, Pasalnya, kondisi keamanan tidak kondusif pascatragedi bom di sana, Jumat (24/11) lalu.

Ali berusaha memberi semangat kepada putranya itu. Ia memberi pandangan kepada Fitra bahwa yang sedang terjadi ini hanyalah bentuk cobaan menuju sukses. "Lihat Nabi Yusuf. Lihat Buya Hamka. Bagaimana mereka difitnah," ujarnya.

Dalam perbincangan lewat udara itu, Fitra mengaku ditahan di kamar sel berukuran 1x2 meter. Sampai Rabu malam, Ali hanya tahu putranya masih di ruangan sangat sempit itu. "Sampai sekarang, nggak ada penjelasan apa alasan anak kita ditahan," ujar Ali yang bekerja sebagai Staf di Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kampar ini.

Menurut Ali, paspor dan visa yang diminta kepolisian Mesir semua lengkap. Belakangan, pihak Mesir meminta surat keterangan dari KBRI. Permintaan itu sudah dipenuhi. Ia mendapat kabar, Fitra akan dilepaskan. "Tapi belum tahu kapan dilepaskan," katanya. Ali menuturkan, Fitra pergi jauh-jauh ke Mesir hanya untuk belajar. Akibat tindakan represif ini, ia belum bisa memastikan bagaimana nasib pendidikan Fitra selanjutnya. Namun yang jelas, ia hanya berharap Fitra bisa kembali ke tanah air.

Ia tidak dapat membayangkan dampak seperti apa lagi yang akan timbul jika Fitra tetap di Mesir. "Kalau di sini, kita bisa ngasih semangat," ucapnya. Ali berharap Pemerintah Indonesia bisa memberi jaminan keselamatan kepada Fitra dan warga Indonesia yang tinggal di Mesir.

Keluarga akan sangat menyayangkan trauma yang timbul sehingga Fitra takut tinggal di Mesir. Padahal, menurut Ali, alumnus Ichsan Boarding School Kubang, Siak Hulu itu adalah anak yang berprestasi. "Sekarang aja baru tingkat dua, dia sudah lagi menyusun buku. Fitra juga yang menyusun jadwal dosen," ujarnya.

Sumber : TribunPekanbaru.com 

Editor :