Pekanbaru, homeriau.com - Perwakilan Badan Kependudukan, Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Riau menggelar workshop perumusan kebijakan pengendalian penduduk dan forum koordinasi penyamaan persepsi tentang profil (parameter dan proyeksi) program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) tahun 2018, bersama sejumlah mitra kerja dan instansi terkait untuk merumuskan kebijakan kependudukan di Provinsi Riau dan kabupaten/kota se Riau.
Workshop dibuka
Serketaris BKKBN Perwakilan Provinsi Riau, Mery Ellya mewakili Kepala
BKKBN Perwakilan Provinsi Riau, Agus Putro Proklamasi, Selasa
(17/4/2018). Berlangsung selama tiga hari, 16-18 April 2018 di Hotel
Grand Zuri, Pekanbaru.
Direktur Pemanduan Kebijakan Pengendalian
Penduduk (PKPP) Humprey Apon selaku nara sumber di sela-sela kegiatan
mengatakan selama ini urusan penduduk kurang menarik bagi sebahagian
pihak, tetapi kegiatan kali ini mengangkat isu-isu kependudukan,
sehingga akan lebih menarik. Sebab, semua pemangku kepentingan akan
dilibatkan dalam merumuskan Grand Designe Pembangunan Kependudukan
(GDPK) untuk beberapa tahun kedepan.
"Kalau membicarakan GDPK maka
penduduk menjadi lebih prioritas lagi di sebuah daerah, karena program
kependudukan tidak saja tugas BKKBN, tetapi semua pihak. Makanya dibuat
menjadi lebih menarik, agar menjadi prioritas dalam pembangunan,"
jelasnya.
Dikatakan, ada lima sektor dalam hal penanganan penduduk,
sehingga akan dirumuskan semuanya menjadi terintegrasi dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencara Strategis
(Renstra) di semua jajaran pemerintahan, baik provinsi maupun
kabupaten/kota.
“Hasil rumusan kebijakan ini nantinya sebagai masukan
kepada pemerintah untuk dalam mengambil keputusan dalam pelaksanaan
pembangunan di daerah. Sebab, kalau masuk maka penduduk menjadi penting
dalam hal sumber dan objek pembangunan," ungkapnya.
Melalui GDPK yang
disusun, maka akan ditentukan arah dan kualitas penduduk, karena dari
lima aspek kependudukan, BKKBN mengutamakan pengendalian dalam hal
jumlah atau kuantitas.
Sementara itu, Mery Ellya saat menyampaikan
sambutan menyampaikan bahwa di Provinsi Riau pertumbuhan penduduk cukup
tinggi yang disebabkan oleh migrasi dari daerah lain dan tingginya angka
kelahiran, sehingga perlu kebijakan yang tepat untuk mensikapinya sebab
berpengaruh terhadap pelaksanaan pembangunan.
"Pertumbuhan di Riau
masih tinggi, bahkan lebih tinggi dari nasional karena angka TFR di Riau
masih 2,9 sedangkan secara nasional hanya 2,1. Sehingga perlu upaya
bersama dalam pengendalian penduduk," katanya.
Menurut dia, workshop
akan mencari masukan dari berbagai mitra kerja, kemudian melakukan
kajian –kajian tentang dampak kependudukan terhadap pembangunan dari
mulai sosial, ekonomi, budaya dan pertahanan keamanan.
Sejumlah mitra
kerja diajak dalam merumuskan kebijakan pengendalian penduduk, karena
masalah kependudukan sangat berpengaruh terhadap pembangunan oleh karena
itu harus dilakukan langkah-langkah antisipasi terhadap
dampak-dampaknya.
"Karena penduduk yang banyak jika tidak dibarengi
Sumber Daya Manusia berkualitas maka berakibat fatal. Oleh karena itu
merumuskan kebijakan kependudukan sangat penting, melakukan persiapan
untuk menghadapi bonus demografi agar para usia produkstif SDM
berkualitas, jika sebaliknya usia produktif yang banyak tidak
berkualitas maka akan menjadi bencana, berbagai permasalahan ekonomi,
sosial, keamanan, sandang dan pangan akan muncul,” kata Mery Ellya.hr/yl
Editor : HomeRiau