homeriau.com - Ngatinem terus memandangi foto Ayu Lestari, 19, yang tenggelam bersama
Kapal Motor Sinar Bangun di Perairan Danau Toba. Sesekali wanita
berkerudung hitam ini menangis, menunggu kepastian jenazah putrinya itu
di Posko Post Mortem di RSUD Tuan Rondahaim, Kabupaten Simalungun.
Ngatinem tak sendiri. Ia bersama Suwarni, temannya, dan beberapa
keluarga korban yang tetap setia menunggu di bangku yang telah
disediakan pihak rumah sakit. Akan tetapi di hari keempat pencarian
ratusan korban, kabar keberadaan Ayu masih sumir.
"Sudah empat hari saya di sini tapi enggak dapat kabar apa-apa. Saya bingung mau menginap di mana. Selama di Tigaras kami menumpang tidur di rumah warga," kata Ngatinem dengan mata berkaca-kaca, Kamis, 21 Juni 2018.
Ngatinem terakhir kali berkomunikasi dengan putri keduanya itu sesaat
sebelum kapal tenggelam Senin, 18 Juni 2018. Ngatinem sempat terkejut
saat mengetahui Ayu ternyata naik KM Sinar Bangun bersama pacarnya,
Ivan.
"Pas mau pergi dia bilang mau jalan-jalan tapi enggak bilang naik kapal.
Kemudian, dia menelepon saya kasih tahu kalau dia sama pacarnya ke
Simarjarunjung naik kapal menyeberangi Danau Toba," ucap Ngatinem.
Namun setelah berkomunikasi dengan Ayu, beberapa jam kemudian, Ngatinem
mendapat kabar KM Sinar Bangun tenggelam. Ayu salah satu penumpangnya.
"Begitu saya telepon jam 18.00 WIB sudah enggak aktif hapenya.
Saya dapat kabar dari Facebook ada kapal tenggelam. Saya langsung
berangkat malam itu juga ke sini," urai wanita asal Dolok Merawan,
Serdang Bedagai, ini.
Ayu tinggal di rumah orangtua pacarnya di Kabupaten Batubara selama
empat bulan terakhir. Ayu yang baru tamat sekolah berencana mencari
pekerjaan terlebih dahulu untuk modal biaya kuliah. Di hari pertama
Idulfitri Ayu sempat pulang ke rumah.
Firasat, begitu kira-kira.
Ayu menunjukkan perilaku yang tak biasa. Ia meminta disuapi makan,
dibuatkan jamu, hingga tidur bersama Ngatinem. Sempat timbul firasat
buruk putrinya pergi dan tak akan pernah kembali lagi.
"Saya langsung ada firasat buruk. Karena dia enggak pernah begitu," pungkasnya.
Ngatinem berharap jenazah putrinya segera ditemukan. Menurut Ngatinem
tim gabungan yang turun ke lokasi semakin banyak, namun hasil pencarian
nihil.
"Semoga bisa cepat ditemukan. Kalau jasadnya belum ditemukan, kami
enggak pulang. Tim SAR itu yang turun memang banyak, tapi yang turun ke
bawah itu hanya dua orang, itu pun enggak mampu. Mereka bergantian,
karena airnya dingin kali," bebernya.
sumber : metrotvnews.com
Editor : HomeRiau