15 Tahun, RAPP Sumbang Rp 2,20 Triliun pada APBN

15 Tahun, RAPP Sumbang Rp 2,20 Triliun pada APBN

Yogyakarta, Homeriau.com - PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) telah berkontribusi signifikan terhadap perekonomian Provinsi Riau dan Nasional. Berdasarkan kajian Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masayarakat (LPEM) Universitas Indonesia pada 2015, selama periode 1999-2014 PT RAPP telah berkontribusi menambah penerimaan APBN Rp 2,20 triliun, yang terdiri dari penerimaan pajak sebesar Rp 1,88 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp 317 miliar. 

Dalamperiode yang sama, produsen pulp dan kertas tersebut diperkirakan telah berkontribusi dalam penambahan penerimaan negara dari pajak non migas Rp 9,58 triliun, sebesar Rp 2,38 triliun adalah pembayaran langsung dari RAPP, dan sisanya Rp 7,16 triliun merupakan dampak tidak langsung. "Berdasarkan kajian kami, angka ketergantungan terhadap perusahaan makin menurun. Artinya positif karena adanya perusahaan mampu mendorong kemandirian ekonomi masyarakat di sekitar wilayah operasi," kata Peneliti Senior LPEM Universitas Indonesia Riyanto pekan lalu. 

Pada periode yang sama, RAPP telah berkontribusi menambah Pendapatan Daerah untuk seluruh pemerintah daerah di wilayah Provinsi Riau sebesar Rp 669,21 miliar, dengan sumbangan terbesar berasal dari pos Dana Bagil Hasil Sumberdaya Alam Rp 365,40 miliar dan Pendapatan Asli Daerah Rp 176,59 miliar. Sedangkan Dana Bagi Hasil Pajak mencapai Rp 119,97 miliar pada periode tersebut. 

Pada periode 1999-2014, RAPP turut berkontribusi dalam pembentukan kesempatan kerja secara nasional, diperkirakan sekitar 90 ribu orang per tahun,  sekitar 68% atau rata-rata 62 ribu per tahun kesempatan kerja muncul di Riau. Pada 2000, perusahaan kertas yang beroperasi di Pelalawan itu membuka kesempatan kerja bagi 38.421 orang di Bumi Lancang Kuning (2,18%). Pada 2010 angka itu meningkat menjadi 49.419 orang (2,28%) dan pada 2014 melonjak menjadi 50.920 orang (1,76%). "Kontribusi ini positif bagi pemerintah yang sedang menggenjot pertumbuhan ekonomi," ujar Riyanto.Hr/r

Editor :