homeriau.com - Puluhan tenaga Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) dan aktivis Gerakan Pemuda Patriotik Indonesia (GPPI) Kampar bentrok dengan Satpol PP Kampar saat menggelar unjuk rasa didepan Kantor Bupati Kampar, Senin (16 Juli 2018).
Akibatnya
dua orang pengunjuk rasa, David Davijul Sekjen Forum Komunikasi
Mahasiswa Kampar se-Indonesia (FKMKI) Kampar dan Fitriani Winarti (24)
salah seorang tenaga RTK dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Bangkinang.
Seorang Dokter di RSUD Bangkinang membenarkan adanya korban bentrokan yang dirawat di RSUD.
"Benar memang ada yang dirawat, 2 orang, kemungkinan rawat inap, sekarang masih observasi," ungkap dr. Firdaus.
Sekjen
GPPI Kampar Ryan, menuturkan puluhan tenaga RTK yang didominasi kaum
perempuan berpakaian putih-putih dan GPPI mulai melakukan aksi sekitar
pukul 10.30 WIB bermula melakukan aksi orasi di depan Balai Bupati
Kampar di Jalan Prof M Yamin, SH Bangkinang.
"Karena
aksi kami tidak ditanggapi Pemkab Kampar, maka setelah istirahat siang
sekira pukul 14.00 Wib, kami bergerak ke kantor Bupati Kampar,"
ungkapnya Senin sore.
Setelah
beberapa menit melakukan orasi di depan kantor Bupati Kampar, datanglah
Sekda Kampar Yusri dan mengajak dirinya bersama tiga rekannya Azhar,
Ryan Adli dan David Davijul yang merupakan perwakilan pengunjuk rasa ke
ruangannya termasuk dirinya.
Setelah
menemui Sekda sekitar sepuluh menit, perwakilan pendemo turun ke
lantai dasar kantor Bupati kemudian memasang spanduk. Aksi tersebut
langsung dilarang Kasatpol PP Kampar. Aksi itu diikuti anggota lainnya
sehingga terjadilah kericuhan.
Salah
seorang pendemo, Liza (24) mengungkapkan dirinya dan rekan-rekan RTK
tidak bertingkah anarkis setiap menyampaikan aspirasi, namun tiba-tiba
rekannya yang ingin memasang spanduk di depan kantor Bupati Kampar
dicegah oleh Kasatpol PP Kampar dan diikuti tindakan pengusiran secara
paksa oleh anggota Satpol PP Kampar, adu mulut dan saling
dorong-dorongan terjadi"ujarnya.
"Kepala
Satpol PP Kampar marah-marah sambil mengusir pengunjuk rasa. Sebagian
anggota Satpol PP juga memukul dan menendang pengunjuk rasa, termasuk
Wina menjadi salah satu korban sehingga terjatuh," ungkapnya.
Sementara
itu Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kampar Hambali membantah adanya
pemukulan dari anggota Satpol PP terhadap tenaga RTK maupun aktivis GPPI
yang melakukan aksi unjuk rasa.
Ia
mengungkapkan, apa yang dilakukan oleh tenaga RTK dan aktivis sudah
keterlaluan karena sudah menggangu aktivitas di kantor Bupati Kampar dan
telah mengarah anarkis dengan merusak kaca kantor Bupati Kampar.
"Mereka
melakukan demo di kantor Bupati sudah anarkis. Pintu sudah ditutup
anggota tapi mereka masih memaksa masuk ke dalam kantor semuanya.
Padahal bupati tidak ada," ucap Hambali.
Kasatpol
PP juga menyebutkan, sebelum kericuhan terjadi, Sekda Kampar juga telah
menyambut para pendemo dan mengajak perwakilan ke dalam ruangan di
lantai dua dan telah diberi penjelasan.
Menurutnya,
Pemkab Kampar telah berupaya mencari solusi atas tuntutan tenaga RTK
termasuk kedatangan Sekda dan Kadis Kesehatan ke Kementerian Kesehatan.
"Namun
keputusannya tak mungkin pula kita paksa Kementerian mengikuti kemauan
kita," imbuh mantan Kepala Dinas Perhubungan Kampar ini.hr/yl
Editor : HomeRiau