Namun sayangnya, di gedung wakil rakya tersebut tidak seorang legislatif yang berhasil ditemui. Semua sudah pulang. Mahasiswa pun kecewa dan mengklaim menguasai gedung dewan.
Sebagai penguasa gedung dewan, para mahasiswa lantas masuk ke dalam ruang sidang utama. Mereka lantas menggelar rapat paripurna. Setiap perwakilan mahasiswa dari masing-masing perguruan tinggi dipersilahkan ke depan. Duduk di kursi pimpinan dewan. Sementara, para peserta demo lainnya, duduk di kursi setiap anggota DPRD. Sisanya, duduk di kursi tamu dan undangan.
Suasana riuh dan gegap-gepita memenuhi ruang sidang utama. Mahasiswa silih berganti menyampaikan aspirasi dan keluhan terkait kinerja wakil rakyat.
Paripurna yang berlangsung sekitar setengah jam tersebut menyepakati desakan agar DPRD Riau secepatnya merevisi Perda PBBKB. Revisi tersebut penting agar harga BBM jenis petralite di Riau segera turun dan tidak terus menjadi yang paling mahal di Indonesia.
Sampai saat ini aksi mahasiswa masih berlangsung. Mereka akan bertahan sampai ada penjelasan resmi dari DPRD Riau terkait tuntutan mereka.**
Editor :